
SAFARI GIZI (Peran Serta Orang Tua dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Tana Tidung Tahun 2023)
Dinas Kesehatan berkolaborasi dengan TP-PKK Kabupaten Tana Tidung menggelar Safari Gizi di Desa Mendupo, Safari Gizi merupakan rangkaian kegiatan intervensi spesifik dalam upaya percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan melibatkan lintas sektor (TP-PKK Kabupaten, TP-PKK Kecamatan, TP-PKK Desa, Bappeda dan Litbang, Kecamatan, Pemerintah Desa, Babinsa/Bhabinkamtibmas, Kader Posyandu serta masyarakat setempat). Kegiatan Safari Gizi merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah Daerah dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Tana Tidung. Kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh Ketua TP-PKK Kabupaten, Ibu Vamelia Ibrahim, sekaligus beliau memberikan sambutan, motivasi dan edukasi kesehatan yang mana beliau juga sebagai role model dalam upaya percepatan penurunan stunting dan upaya perbaikan gizi masyarakat.
Pada kegiatan Safari Gizi tersebut, Dinas Kesehatan menghadirkan Psikolog Kalimantan Utara, Ibu Fanny Sumajouw sebagai narasumber untuk memberikan edukasi kesehatan, pemahaman dan membuka mindset masyarakat terkait peran serta orang tua dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tana Tidung khususnya di Desa Mendupo. Camat Betayau, Bp. Sabri, pada kesempatan tersebut juga memaparkan materi terkait ODF (Open Defecation Free) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan yang mana hal tersebut merupakan salah satu intervensi sentitif terhadap lingkungan kaitannya dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Selain edukasi kesehatan, dilakukan juga pemberian bahan makanan tambahan bagi balita stunting, gizi buruk/kurang serta ibu hamil. Bahan makanan tambahan diserahkan kepada Desa untuk dikelola dan diolah pada Dapur Sehat yang selanjutnya akan diberikan langsung kepada setiap sasaran berupa makanan saji tinggi protein hewani. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa makanan tambahan yang diberikan benar-benar dikonsumsi oleh balita stunting, balita gizi buruk/kurang serta ibu hamil. Intervensi tersebut dilakukan selama 90 hari berturut-turut dan diawasi oleh Kader di setiap desa serta petugas kesehatan/gizi di Puskesmas pengampu wilayah kerja masing-masing.